Menu

Mode Gelap

Keislaman

Sejarah Tasawuf Pada Masa Rasulullah dan Sahabat


 Sejarah Tasawuf Pada Masa Rasulullah dan Sahabat Perbesar

Sejarah Tasawuf Pada Masa Rasulullah dan Sahabat

Finaninsia – Sejarah tasawuf sejak zaman Rasulullah sudah ada golongan orang yang telah bersungguh-sungguh mengorbankan seluruh waktu dan hartanya serta meninggalkan hal yang bersifat duniawi untuk berjuang bersama Rasulullah. Tasawuf merupakan suatu metode untuk mengobati hati manusia dari nafsu duniawi dalam rangka mengenal Allah SWT. Tasawuf menjadi suatu yang penting bagi manusia yang ingin menggapai tingkatan makrifatullah, di mana hanya manusia pilihan seperti Rasulullah yang terjaga dari perbuatan dosa serta cinta dunia sehingga mampu melihat Tuhan dengan hatinya. Sesuatu yang tampak pada seseorang yang bertasawuf yaitu akhlak yang mulia.

Sejarah Tasawuf pada masa Rasulullah Saw.

Benih-benih tasawuf sudah ada sejak dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW, hal ini dapat dilihat dalam perilaku dan peristiwa bahkan dalam ibadah beliau.

Hidup kerohanian dalam Islam adalah dimulai dari peri kehidupan nabi besar Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya yang utama dan terdapat pula dalam kehidupan nabi-nabi terdahulu, sebagaimana disampaikan sebelumnya.

Nabi Muhammad sebelum menghadapi pekerjaan besar yang akan menggemparkan dunia itu, lebih dulu beliau telah melatih dirinya dalam hidup kerohanian.

Kehidupan Tasawuf Rasulullah dibagi dalam 2 fase : Fase sebelum diangkat menjadi Rosul dan Fase setelah diangkat menjadi Rosul.

Kehidupan Tasawuf Rasulullah Saw.  sebelum di Utus Menjadi Rasul

Pertumbuhan Tasawuf pada mulanya dipandang ketika Nabi Muhammad SAW menyendiri, bertahanuts atau berkhalwat di gua hira, beliau melatih diri menjauhi keramaian hidup, kelezatan kemewahan dari kehidupan dunia, bertekun, berjihad, bertafakur, berpikir dan menghindari makanan dan minuman yang berlebihan, dan memandangi serta memperhatikan alam dan sebagainya dengan isi hatinya.

Pribadi nabi yang sederhana, zuhud, tidak pernah terpesona dengan kemewahan dunia. Demikianlah kesucian hati dan jiwa yang dimiliki beliau. Oleh karenanya, beliau layak menerima wahyu dari Tuhan yang Maha Suci.

Tahannuts Nabi Muhammad di dalam Gua Hira menjadi cikal bakal kehidupan yang nantinya akan dihayati oleh para sufisme.

Bahkan puncak kedekatan Nabi SAW telah sampai ke sidratul muntaha, bahkan telah sampai kehadirat Ilahi dan sempat berdialog dengan Allah swt. Dialog ini terjadi berulang kali, dimulai ketika Nabi saw menerima perintah dari Allah saw tentang kewajiban salat 50x waktu dalam sehari semalam, atas usul Nabi Musa as, Nabi Muhammad SAW memohon agar jumlahnya diringankan dengan alasan umatnya nanti tidak akan mampu melaksanakannya, kemudian Nabi terus berdialog dengan Allah swt.

Keadaan demikian merupakan benih yang menumbuhkan Sufisme di kemudian hari. Potret diri Nabi inilah yang kemudian ditiru oleh para sufisme, karena ini memberikan manfaat khusus bagi para sufisme dengan mengikuti kehidupan tahannuts Rasulullah di gua hira, diantaranya: Pemusatan diri dalam berpikir dan beribadah di antara para makhluk, dan mendidik untuk menyibukkan diri dengan menyingkapkan rahasia-rahasia Allah tentang dunia dan akhirat maupun kerajaan langit dan bumi.

Kehidupan Tasawuf Rasulullah setelah diangkat menjadi Rosul

Setelah nabi Muhammad diangkat menjadi Rosul Allah, mulailah beliau mengajak untuk membersihkan rohaninya dari kotoran-kotoran syirik dan nafsu amarah yang tidak sesuai dengan fitrah aslinya, Beliau berdakwah dan menyeru manusia memperteguh Tauhid dan mempertinggi akhlaknya untuk mencari keridhoan Allah swt.

Nabi Muhammad selalu mewajibkan diri dalam keadaan sederhana, banyak beribadah dan salat Tahajud. Ibadah Nabi Muhammad inilah yang menjadi cikal bakal Tasawuf. Nabi Saw adalah orang yang paling tekun beribadah.

Ada suatu riwayat dari Aisyah ra. Disebutkan bahwa suatu malam Nabi SAW mengerjakan salat malam, di dalam salat, lututnya bergetar karena panjang dan banyak rakaat salatnya.

Tatkala rukuk dan sujud terdengar suara tangisnya, namun beliau tetap melakukan salat sampai azan Bilal bin Rabah terdengar di waktu subuh. Melihat Nabi SAW demikian, Aisyah bertanya “Wahai junjungan, bukankah dosamu yang terdahulu dan yang akan datang diampuni Allah? mengapa engkau masih terlalu banyak melakukan salat? Nabi SAW menjawab : aku ingin menjadi hamba yang banyak bersyukur.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sejarah Tasawuf Pada Masa Sahabat

Sumber lain yang menjadi sumber acuan oleh para sufi adalah kehidupan para sahabat yang berkaitan dengan keteguhan iman, ketakwaan, kezuhudan, dan budi pekerti luhur sebab mereka para sahabat besar juga mencontoh kehidupan Rasulullah saw. P

ada era Khulafaur Rasyidin, semua kehidupan mereka penuh dengan kesederhanaan dan fokus perhatian mereka hanya tertuju pada Allah SWT dan berbakti kepada Masyarakat.

Oleh karena itu setiap orang yang meneliti kehidupan rohani dalam Islam tidak bisa mengabaikan kehidupan kerohanian para sahabat yang menumbuhkan kehidupan sufi diabad-abad sesudahnya.

Advertisements

Kehidupan para sahabat dijadikan acuan oleh para sufi, karena para sahabat sebagai murid langsung Rasulullah SAW dalam segala perbuatan dan ucapan. Mereka senantiasa mengikuti kehidupan Nabi SAW, kecuali hal-hal tertentu yang khusus bagi Nabi SAW.

Setidaknya kehidupan para sahabat adalah kehidupan yang paling mirip dengan kehidupan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW karena mereka menyaksikan langsung apa yang diperbuat dan dituturkan oleh Nabi saw.  Untuk lebih jelasnya berikut ini tasawuf empat sahabat yang dikenal sebagai Khulafa’ Al-Rasyidin:

1. Sejarah Tasawuf Pada Masa Abu Bakar As-Shiddiq

Al-Thusiy mengatakan bahwa lidah sufi pertama muncul melalui Abu Bakar As-Shiddiq secara isyari. Kehidupan abu bakar seluruhnya sejalan dengan terpengaruhnya Al-Qur’an.

2. Sejarah Tasawuf Pada Masa Umar bin al-Khaththab

Dari khalifah kedua ini, yang paling dikenal adalah bahwa ia merupakan pilar zuhud dan tasawuf yang bertumpu pada ilmu ladunni dan dzauqi. Menurut al-Ashfahaniy, Beliau memiliki tempat terhormat di kalangan sufi sebagai seorang zahid sejati.

Bahkan, ada teladan dan hubungan tertentu antara kaum sufi dengan dirinya, karena ada kekhasan pada dirinya, yaitu: 1) mengenakan pakaian tambalan, 2) meninggalkan syahwat dan menjauhi yang syubhat, 3) menampakkan karamah, 4) tak mengenal kompromi dalam menegakkan kebenaran dan mengenyahkan kebatilan, 5) menyamakan hak antara kaum kerabat dan non-kerabat, 6) mengamalkan agama secara ketat.

Beliau juga telah menyarikan metode tasawuf sunni yang bertumpu pada syariah dalam empat hal pokok, yaitu: menunaikan kewajiban, menjauhi larangan, amar ma’ruf demi mengharapkan pahalanya, dan nahi munkar demi menghindari murka-Nya.

3. Sejarah Tasawuf Pada Masa Utsman bin Affan

Beliau memiliki dua hal yang tidak dimiliki oleh Abu Bakar dan Umar, yaitu kesabaran yang luar biasa, sehingga ia terbunuh secara dzalim. Kemudian kaum sufi itu menganggapnya sebagai sosok yang berhak atas maqam”al-tamkin” yang merupakan maqam tertinggi dari ahli hakikatnya.

Kontroversi tentang ketasawufan Utsman tampaknya bermula dari anggapan bahwa seorang sufi haruslah zuhud dalam hal harta dan kekuasaan, Umar dan banyak lagi sufi kalangan sahabat. Sementara Utsman di kenal dengan antusias mengumpulkan harta benda.

Hal ini bisa dijelaskan bahwa sikap Utsman itu bukanlah demi kebaikan dirinya semata atau kerakusan untuk menumpuk harta kekayaan, tetapi semata-mata untuk kepentingan Islam dan kaum muslimin.

Di tangan Utsman, nilai-nilai spiritual mengalami perkembangan, yang tentu berbeda dengan apa yang ada pada Abu Bakar dan Umar.

Di riwayatkan bahwa ia berkata: “ Aku menemukan kebaikan seluruhnya terhimpun dalam empat hal, yaitu meningkatkan rasa mahabah kepada Allah melalui ibadah-ibadah sunah (nawafil), bersabar terhadap hukum-hukum Allah, ridha terhadap takdir Allah dan malu dilihat Allah.

4.  Sejarah Tasawuf Pada Masa Ali bin Abi Thalib

Tokoh ini dikenal dengan “Rabbaniy al-Ummah” karena dalam hidupnya tidak pernah mengenal kekafiran dan kemusyrikan, tidak pernah bergabung dengan kaum Quraisy dengan amal-amal jahiliah, bahkan tidak mengenal selain kebaikan semata.

Ia hidup sebagai tokoh agama dan ahli ibadah (al-faqih al-abid) serta hafal Al-Qur’an. Sebagaimana sahabat-sahabat terdahulu yang menyebut empat hal yang menghimpun seluruh kebaikan, Ali juga memiliki pernyataan senada. Diriwayatkan bahwa ia berkata “Kebaikan seluruhnya terhimpun dalam empat hal: diam, bicara, nalar, dan gerak.

Setiap pembicaraan yang tidak dalam kerangka mengingat Allah adalah sia-sia. Setiap diam yang tidak dalam konteks berpikir adalah kealpaan.

Setiap nalar yang tidak dalam rangka mengambil pelajaran adalah kelalaian. Dan setiap gerak yang tidak dalam rangka menyembah Allah adalah keteledoran.

Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada hamba yang ucapannya adalah zikir, diamnya adalah berpikir, nalarnya adalah mengambil pelajaran, dan geraknya adalah pengabdian, serta orang lain selamat dari lidah dan tangannya”.

Kesimpulan

Kehidupan Tasawuf Rasulullah dibagi dalam 2 fase : Fase sebelum diangkat menjadi Rosul dan Fase setelah diangkat menjadi Rosul. Kehidupan para sahabat dijadikan acuan oleh para sufi, karena para sahabat sebagai murid langsung Rasulullah SAW dalam segala perbuatan dan ucapan.

Para sahabat ini disebut dengan Khulafaur Rasyidin, diantaranya yaitu; Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Baca juga : 

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 14 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Sejarah Perkembangan Tasawuf, Abad Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Ketujuh, Kontemporer

17 April 2023 - 03:07

Sejarah Perkembangan Tasawuf, Abad Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Ketujuh, Kontemporer

Mengapa Beriman Kepada malaikat Allah Mendorong Kita Gemar Bersedekah

12 April 2023 - 00:55

Mengapa Beriman Kepada malaikat Mendorong Kita Gemar Bersedekah

Beriman Kepada Allah: Pengertian, Dalil-Dalilnya, Ciri-Ciri Beriman

7 April 2023 - 15:44

Beriman Kepada Allah: Pengertian, Dalil-Dalilnya, Ciri-Ciri Beriman

Aqidah : Pengertian, Sumber – Sumber dan Hukum Mempelajarinya

7 April 2023 - 15:00

Aqidah : Penegrtian, Sumber-Sumber dan Hukum Mempelajarinya

Tanda – Tanda Isim, Tanda Fiil, Tanda Huruf dan contohnya

5 April 2023 - 00:44

Tanda Isim, Tanda Fiil, Tanda Huruf dan contohnya

Pengertian Kalam, Pembagian Kalam, Contoh Kalam

4 April 2023 - 21:54

Pengertian Kalam dan Pembagian, Contoh Kalam
Trending di Keislaman