Menu

Mode Gelap

Edukasi

PROSESI TEMU MANTEN DI DESA MARON KABUPATEN PONOROGO


 PROSESI TEMU MANTEN DI DESA MARON KABUPATEN PONOROGO Perbesar

PROSESI TEMU MANTEN DI DESA MARON KABUPATEN PONOROGO

finaninsia – Setiap negara memiliki ciri khas dan kebudayaan masing-masing, salah satunya Indonesia. Negara yang terletak di Asia bagian Tenggara ini sudah diakui dunia memiliki keberagaman, adat istiadat, suku, ras, bahasa, agama dan kebudayaan.

Di pulau Jawa ada kebudayaan turun-temurun yang hingga saat ini masih dilestarikan. Kebudayaan tersebut adalah prosesi temu manten. Budaya Jawa penuh dengan simbol sehingga dikatakan Budaya Jawa adalah budaya simbolis.

Simbol-simbol yang digunakan sampai sekarang mengandung nilai-nilai, budaya, etika, dan moral yang sangat penting dijelaskan kepada generasi selanjutnya. Seperti halnya Budaya Jawa prosesi simbolik sering dilakukan untuk menjadikan pernikahan tersebut sakral untuk kelanggengan kehidupan rumah tangga.

Temu manten adalah kebudayaan khas jawa adat Jawa yang perlu diupayakan pelestariannya di masyarakat Jawa, karena warisan turun temurun ini tidak boleh hilang dan musnah tergerus perkembangan jaman.

Meskipun pada kenyataannya upacara perkawinan masyarakat Jawa yang bersifat religius dan kedaerahan kini telah bergeser karena pengaruh budaya modern yang minim akan kesakralan.

Sejarah Temu Manten

Sejarah prosesi temu manten adat jawa adalah dari Keraton. Pada mulanya hanya keluarga keratonlah yang mempunyai hak untuk melaksanakan upacara pernikahan dengan tata cara adat tersebut. Namun sejak adanya akulturasi budaya dengan agama islam, khususnya di Keraton Yogya dan Solo, tata cara penikahan adat mulai berbaur antara budaya hindu dan islam.

Mulai saat itulah tata cara pernikahan adat dikenal oleh masyarakat luas di luar keraton. Hingga saat ini, secara turun temurun tata cara upacara pernikahan terus di lestarikan, tentunya dengan pertimbangan waktu, kesempatan dan dana acara-acara adat tersebut diadakan penyesuaian-penyesuaian.

Meski hampir setiap hari kita saksikan upacara dan pesta pernikahan, namun ternyata tidak mudah untuk menyelenggarakannya. Tahap demi tahap yang harus dilalui serta mempersiapkan pernak-pernik alat upacara adat yang mengandung nilai-nilai ritual tersendiri merupakan “tugas” yang tidak bisa dianggap remeh untuk menyambut hajat keluarga ini.

Sebagai suatu peristiwa yang diharapkan hanya terjadi sekali seumur hidup, semua calon pengantin tentu mengharapkan agar semua rangkaian upacara itu bisa berlangsung sukses.

Keterbatasan tempat dan pengetahuan tentang upacara adat seringkali menjadi alasan utama keluarga untuk menyelenggarakan pernikahan di sebuah gedung pertemuan dengan melibatkan wedding organizer.

Aspek Ritual

Temu manten adalah salah satu jenis upacara ritual atau adat jawa yang masih lestari hingga saat ini. Hal itu dikarenakan prosesi temu manten ini diadakan atau dilaksanakan sebagai jenjang yang harus dilalui seseorang sebelum memasuki kehidupan rumah tangga.

Prosesi yang masih banyak dijumpai pada perkawinan adat Jawa yakni upacara Temu Manten. Temu Manten dalam bahasa jawa berarti “bertemu”. Maksud “bertemu” disini adalah bertemunya dua pasang pengantin (pria dan wanita) di rumah wanita, untuk melaksanakan prosesi perkawinan secara adat.

Dalam upacara ini terdapat nilai-nilai religius atau keagamaan dalam setiap prosesi upacaranya, yang kesemuanya bertujuan untuk kebaikan bersama kedua keluarga mempelai serta membentuk masa depan yang cerah bagi kedua mempelai.

Dalam perkawinan adat Jawa, terdapat beberapa prosesi yang harus dilalui oleh kedua mempelai pengantin. Prosesi itu meliputi upacara Ijab, upacara Panggih atau Temu Manten, dan upacara tambahan khusus dalam rangkaian pernikahan adat Jawa yang lain-nya.

Prosesi tersebut masih dilestarikan oleh masyakat Jawa dari jaman nenek moyang hingga saat ini.
Adapun prosesi temu manten adalah sebagai berikut:

1. Pasang Tarub dan Tratag

Tarub merupakan hiasan dari daun kelapa muda atau janur. Sedangkan, tratag adalah dekorasi tenda. Pemasangan tarub dan tratag ini menandakan keluarga tengah mengadakan acara hajatan mantu.

Selain itu juga terdapat janur kuning melengkung sebagai pengharapan kemakmuran dan berkah bagi kedua mempelai. Di mana seperti meminta cahaya kepada Yang Maha Kuasa. Biasanya tarub dan tratag akan dipanjang sebagai hiasan pintu masuk.

Salah satu bagian penting adalah pohon pisang raja yang buahnya sudah matang. Selain pisang, ada juga tebu wulung, cengkir gading, daun randu, dan dedaunan lain. Dedaunan sebagai simbol rintangan dalam hidup, yang diharapkan mampu dilewati bersama.

Baca juga : Doa Kesehatan Lahir Batin

2. Kembar Mayang

Kembar mayang merupakan ornamen yang dibentuk dari rangkaian akar, batang, daun, bung dan buah. Biasanya daun-daun beraneka ragam ini akan ditekuk ke sebuah batang pisang. Sehingga nantinya akan menyerupai bentuk gunung, keris, belalang, burung, cambuk hingga payung.

Kembar mayang juga dipercaya mampu memberikan motivasi dan kebijaksanaan bagi kedua mempelai untuk menjalami kehidupan baru dalam berumah tangga.

Advertisements

Menurut sejarahnya kembar mayang pertama kali dibuat oleh seorang Ulama besar dari daerah Tuban yaitu Raden Mas Syahid atau lebih dikenal Sunan Kali Jogo pada saat menikahkan adiknya.

Prosesi Inti

a. Balangan gantal

Dalam proses ini, kedua pasangan pengantin akan saling melempar gantal atau sirih yang diikat oleh benang putih. Pengantin pria melemparkan gantal ke dada pengantin wanita sebagai tanda Ia sudah mengambil hati sang kekasih. Sedangkan, pengantin wanita akan menujukan gantal ke lutut sang pria sebagai tanda bakti kepada suami.

“Daun sirih jika dilihat warna daun antara depan dan belakang berbeda, tapi kalu kita gigit rasanya tetap sama, ini maknanya meskipun yang satu perempuan yang satu laki-laki apabila sudah menyatukan tekat dan jiwanya tidak ada yang bias memisahkan, hanya mautlah yang dapat memisahkannya.

Kemudian digulung dan diikat dengan benang putih artinya kedua mempelai sudah diikat dalam suatu ikatan perkawinan.” Tutur ibu Tukinem penduduk setempat.

Baca Juga: TRADISI JAMASAN PUSAKA

b. Masuh sikil lan mecah endog

Ini merupakan ritual mempelai putri membasuh kaki mempelai pria. Artinya menghilangkan kesiasalan yang akan dilaluinya. Kemuadian pengantin pria menginjak sebutir telur ayam mentah. Ritual ini dilaksanakan sebagai harapan akan mendapatkan keturunan karena keduanya telah bersatu.

c. Sinduran

Pada ritual ini, kedua mempelai akan dibalut oleh kain sindur sembari diantar menuju pelaminan oleh ayah sang mempelai wanita. Kain sindur berwarna merah dan putih diharapkan akan memberikan keberanian bagi kedua pengantin.

Kemudian dituntun oleh ayah ibunya, maknanya kedua mempelai dituntun pada hal-hal kebaikan. Perlahan kedua mempelai dituntun menuju singgasananya. Seperti raja yang baru dilantik.

d. Sungkeman

Setelah kedua pengantin duduk di kursi pelaminan, akan dilangsungkan ritual sungkeman. Makna yang terkandung dalam prosesi ini adalah bahwasannya meskipun ia seorang raja akan tetap berbakti kepada orang tuannya. Juga sebagai pengingat dimana berkat orang tualah mereka dapat hidup di dunia ini.

e. Dulangan

Ritual ini sesuai dengan namanya yang berarti saling menyuapi. Di mana kedua mempelai saling menyuapi sebanyak tiga kali.

Hal ini sebagai simbol bahwa kedua pasangan akan selalu menolong satu sama lain dan saling memadu kasih hingga tua. Kemudian dalam ritual ini menggunakan nasi kuning dengan berbagai lauk pauk dan rasa yang tercampur jadi satu.

“Ada rasa manis, asin, pahit, makna yang terkandung di dalamnya adalah setiap kehidupan ini ada hal pahit ada hal yang manis. Kehidupan tersebut harus mereka jalani dengan sabra, ikhlas dan tabah.” Tutur ibu Tukinem penduduk setempat.

f. Kacar kucur

Ritual ini dilakukan oleh pengantin pria yang mengucurkan uang logam beserta kebutuhan pokok berupa beras dan biji-bijian kepada sang istri. Hal ini sebagai simbol bahwa Ia akan bertanggung jawab dalam memberikan nafkah kepada keluarga.

D. Simpulan

Temu manten adalah kebudayaan khas jawa adat Jawa yang perlu diupayakan pelestariannya di masyarakat Jawa. Hal ini karena warisan turun temurun ini tidak boleh hilang dan musnah tergerus perkembangan jaman.

Sejarah prosesi temu manten adat jawa adalah dari Keraton. Pada mulanya hanya keluarga keratonlah yang mempunyai hak untuk melaksanakan upacara pernikahan dengan tata cara adat tersebut.

Namun sejak adanya akulturasi budaya dengan agama islam, khususnya di Keraton Yogya dan Solo, tata cara penikahan adat mulai berbaur antara budaya hindu dan islam. Mulai saat itulah tata cara pernikahan adat dikenal oleh masyarakat luas di luar keraton.

Temu manten adalah salah satu jenis upacara ritual atau adat jawa yang masih lestari hingga saat ini. Hal itu dikarenakan prosesi temu manten ini diadakan atau dilaksanakan sebagai jenjang yang harus dilalui seseorang sebelum memasuki kehidupan rumah tangga.

Dalam perkawinan adat Jawa, terdapat beberapa prosesi yang harus dilalui oleh kedua mempelai pengantin. Prosesi itu meliputi balangan gantal, masuh sikil dan mecah endog, sinduran, dungkeman, dulangan, dan kacar-kucur.

Dalam setiap prosesi terdapat nilai-nilai religius atau keagamaan dalam setiap prosesi upacaranya, yang kesemuanya bertujuan untuk kebaikan bersama kedua keluarga mempelai serta membentuk masa depan yang cerah bagi kedua mempelai.

Kebudayaan khas jawa ini harus tetap dilestarikan dan tidak boleh terhapuskan seiring perkembangan zaman, agar generasi kedepan masih dapat merasakannya.

Penulis: Abd. Muqit

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Tantangan Integrasi Nasional Dimensi Horizontal dan vertikal

17 Oktober 2023 - 08:26

sebutkan tantangan bangsa indonesia dalam membangun integrasi nasional

Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Nasional

17 Oktober 2023 - 08:00

Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Nasional

Sejarah integrasi Nasional Indonesia

17 Oktober 2023 - 07:45

Sejarah integrasi Nasional Indonesia

Integrasi Nasional : Makna, Pengertian, Macam-Macam Jenis, dan Pentinya Integrasi Nasional

17 Oktober 2023 - 07:33

faktor pembentuk integrasi nasional

Refleksi dan Argumentasi Pentingnya Identitas Nasional

17 Oktober 2023 - 07:07

Refleksi dan Argumentasi Pentingnya Identitas Nasional

Dinamika dan Tantangan Identitas Nasional

17 Oktober 2023 - 06:55

Dinamika dan Tantangan Identitas Nasional
Trending di Edukasi