Menu

Mode Gelap

Edukasi · 31 Mar 2023 00:25 WIB ·

PENTINGNYA MENDIDIK ANAK DI USIA DINI DAN GAYA BELAJARNYA


 Pendidikan Anak di Usia Dini Perbesar

Pendidikan Anak di Usia Dini

finaninsia – Sudah tidak asing lagi dengan pernyataan bahwa pendidikan itu penting bagi manusia dan tidak akan ada habisnya. Indonesia memberikan hak setiap warganya untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tingkah laku manusia dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan sebagai cara mengembangkan diri masing masing untuk menjalani kehidupan yang semakin berkembang.

Peranan pendidikan sangatlah penting dalam mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat berpikir kritis dan mampu bersaing dengan sehat tapi juga dengan rasa kebersamaan dengan sesama manusia. Dalam mendidikpun tidak boleh sembarangan karena menyangkut nasib dan kehidupan generasi selanjutnya sebagai manusia yang mempunyai martabat dengan hak asasinya. Itulah mengapa melaksanakan pendidikan merupakan tugas moral yang mulia dan tidak ringan.

Diperkuat  oleh  pengertian  pendidikan  yang  di  tertuang  dalam UU SISDIKNAS No.20   tahun   2003 bahwa   pendidikan  adalah usaha   sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta  didik  secara  aktif  mengembangkan  potensi  dirinya  untuk  memiliki  kekuatan spiritual  keagamaan,  pengendalian  diri, kepribadian,  kecerdasan,  akhlak  mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pengertian sederhananya yaitu pendidikan sebagai usaha untuk menumbuhkan atau mengembangkan potensi baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai dan norma yang ada. Efek langsung dari pendidikan adalah mendapatkan pengetahuan yang luas. Pendidikan yang sebenarnya yaitu pendidikan yang diperoleh dari pelajaran yang diajarkan pada kehidupan kita. Maka dari itu pemerintah sangat menganjurkan untuk seseorang mendapat pendidikan yang baik dimulai dari sejak dini, supaya nanti jika dewasa memiliki sumber daya manusia yang baik.

Menanamkan pendidikan pada anak pada usia dini sangat penting dan sebaiknya jangan diabaikan. Apalagi pada saat anak masih kecil belum mengenal apapun dan yang menjadi peran paling penting dan yang paling awal yaitu peran orang tua. Keluarga merupakan forum pendidikan yang pertama dan utama dalam kehidupan anak yang menjadikannya dasar pentingnya pembentukan karakter anak.

Orang tua harus berhati hati dalam mendidik anak yang masih belum mengerti apapun, bahkan hal hal kecil yang sebenarnya salah malah menjadi hal yang sepele. Untuk contoh kecilnya yaitu berbicara dengan melebih lebihkan atau bahkan berbohong, hal ini biasa dilakukan untuk mencegah anak melakukan sesuatu.

Memanjakan dengan pujian secara berlebihan tanpa di evaluasi, seringnya anak dipuji akan membuat anak kecanduan dengan pujian tesebut dan menjadi malas untuk melakukan sesuatu yang tidak mendapat imbalan, tidak hanya memuji memanjakan anak secara berlebihan pun memberikan dampak yang tidak  baik, kebiasaan selalu di beri apapun yang dia mau akan menjadikannya malas untuk berusaha dan hanya bisa mengandalkan orangtua.

Memberi kritik dan memarahi anak, saat anak salah orangtua berhak menegur anak supaya terhindar dari kebiasaan buruk itu, tapi orang tua pun harus melihat tempat, situasi, dan kondisi saat menegur anak. Hindari menegur anak didepan umum karena dapat melukai harga dirinya dan menjadi tidak percaya diri atau malu.

Selain pembimbingan dan pengawasan pada anak orang tua juga penting untuk mengetahui dan mengenal karakter anak agar mengetahui cara yang efektif dalam mendidik anak. Karakter merupakan suatu pembawaan individu yang bersifat tingkah laku. Karena ada banyak sifat atau karakter yang dimiliki anak anak.

Karakter anak ini dapat dilihat dari beberapa hal yaitu seperti kondisi intensitas reaksi, tingkat keaktifan, toleransi terhadap frustasi, hingga reaksi anak terhadap orang baru. Penting bagi orang tua untuk melihat setiap kecenderungan sikap dan respon dalam menghadapi satu permasalahan.

Peran orang tua dalam mendidik anak sangat besar pengaruhnya pada perkembangan anak, walaupun masih perlu didukung oleh lembaga lembaga soaial seperti sekolah dan lingkungan.

Berbagai pedoman masalah pendidikan anak menekankan supaya orang tua dapat menjadi pendengar dan kominikator yang baik bagi anak, mampu menjadi teladan, membuat lingkngan yang nyaman dirumah, tidak menanamkan pikiran dangkal pada anak dan menanamkan pikiran kritis dan kejujuran.

Rumah harus diusahakan menjadi tempat yang nyaman dalam memupuk rasa percaya diri dan membentuk kepercayaan diri. Pergaulan bisa merubah karakter anak baik pada sisi buruk maupun dari sisi baik.

Jika pergaulan anak baik maka anak akan berperilaku baik dan juga sebaliknya jika anak berteman dengan anak yang suka berontak dan suka dengan kebebasan maka akan terbentuk seperti dengan lingkungannya.

Baca juga : PENDIDIKAN DALAM UPAYA MEMAJUKAN TEKNOLOGI

Beda dengan orang tua yang memahami kondisi pada masa anak sedang mencari jati dirinya dan orang tua sangat memperhatikan kepada anak tentunya akan merasa lebih baik daripada anak yang dibebasan memilih jalannya sendiri.

Dapat dikatakan masa keemasan anak pada saat anak dalam usia dini dalam perkembangan pemikirannya sehingga anak harus diberi pancingan atau stimulus yang tepat. Tingkat kecerdasan anak berkembang sangat besar pada masa ini karena anak benar benar belajar dari nol.

Karena orang tua merupakan pendidik pertama bagi anak maka pola asuh sangat penting dalam mendidik anak. macam macam pola asuh pada anak:

Pola asuh permisif

Pola ini memberikan kebebasan kepada anak untuk menyatakan keinginannya, pola ini tidak memberikan batasan yang tegas pada anak. Pada pola ini orang tua akan mengikuti apa yang anak inginkan sehingga cenderung tidak mempunyai keteraturan dan kemampuan membatasi diri. Bukan hanya itu saja orang tua juga kurang memberikan kontrol pada anak, jika anak membuat kesalahan pada pola ini orang tua jarang memberikan hukuman. Dampak pola asuh permitif yaitu:

Suka memberontak
Suka mendominasi
Kurang memiliki kepercayaan diri
Kurang bisa mengendalikan diri
Tidak jelas arah hidupnya
Pola asuh otoriter

Pola ini mengarah pada aturan dan hukuman. Pola asuh jenis ini tidak memberikan ruang diskusi pada anak, sederhananya peraturan yang dibuat untuk mengontrol anak. Jika anak melakukan kesalahan tidak jarang konsekuensinya adalah hukuman bahkan bisa juga hukuman fisik. Pola ini cenderung memberikan batasan yang kuat pada anak.

Efek hukuman fisik sangat berpengaruh pada mental anak. Anak yang dari kecil dikontrol kehidupannya secara berlebihan akan menjadi tidak bahagia dan mempunyai kesehatan mental yang rendah.  Pola ini sebenarnya bisa mempunyai dampak positif jika digunakan untuk membatasi anak seperti aturan jam malam, dan pergaulannya. Dampak pola asuh otoriter pada anak yaitu:

Tidak mempunyai kebebasan memiki
Tidak bisa mengambil keputusan sendiri
Selalu merasa takut salah
Tidak bisa mengutarakan pendapat dan tidak punya daya untuk menolak
Pola asuh atoritatif

Pola asuh ini paling disarankan kepada orang tua terapkan dalam mendidik anak karena pola asuh ini memberikan kontrol perilaku yang jelas dan konsisten. Dan pola asuh ini tidak menggunakan kekerasan dalam mendidik anak, orang tua akan mengajak anak untuk berdiskusi dengan baik.

Misalnya menjelaskan kepada anak mengapa diberikan aturan tertentu. Intinya orang tua tidak membebaskan anak tapi juga tidak memberikan kontrol yang berlebihan. Dampak dari pola asuh ini adalah:

Mempunyai keterampilan sosial yang baik
Bisa menyelesaikan masalah
Mudah bekerjasama dengan orang lain
Lebih kreatif dan lebih percaya diri
Uninvolved parenting

Univolved parenting atau pengasuhan tidak terlibat atau mengabaikan. Pada pola ini orang tua teteap memenuhi kebutuhan anak tetapi terpisah dari kehidupan anak. Gaya pola ini sedikit tuntutan, respon yang rendah, dan komunikasi yang sedikit.

Baca juga : Struktur Proposal Bisnis dan Cara Membuatnya

Orang tua yang mengusahakan dan memastikan anak mendapat kehidupan yang layak seperti diberi makan dan tempat tinggal tapi tidak dengan bimbingan, aturan maupun dukungan. Dapat dikatakan orang tua hanya memberi materi saja dan kurang terhadap perhatian. Pada pola ini orang tua berharap anak bisa berkembang sendiri dan tidak meluangkan waktu atau energi untuk memenuhi kebutuhan dasar anak.

Orang tua yang memberikan pola asuh ini tidak semua disengaja mungkin saja orang tua tersebut kewalahan dengan masalah pekerjaan.

Terkadang orang tua juga tidak hanya menerapkan satu pola saja. Orang tua juga harus melihat keadaan kapan harus menggunakan pola asuh permisif ataupun lebih tegas. Dengan mengenali karakter anak juga tidak kalah penting untuk menentukan pola mana yang baik untuk mendidik anak.

Usia dini merupakan langkah awal untuk membentuk akhlak anak untuk mengenalkan nilai nilai baik kepada anak supaya menjadi individu yang berkarakter, karena setiap anak memiliki karakter yang berbeda beda.

Pendidikan karakter perlu diberikan kepada anak meliputi 4 aspek yaitu:

Olah hati , bermuara pada pengelolaan spiritual dan emosional
Olah pikir, bermuara pada pengelolaan intelektual
Olah raga, bermuara pada pengelolaan fisik
Olah rasa, bermuara pada penfelolaan kreativitas

Dengan karakter anak yang berbeda beda tersebut gaya belajarnya pun pasti juga akan berbeda. Cara terbaik dalam menghadapi gaya belajar anak yang berbeda – beda maka langkah yang bisa diambil adalah dengan mengkombinasikan tiga gaya belajar.

Oleh karena itu diperlukan kemampuan dan kerja keras guru yang ekstra apabila menginginkan materi pembelajaran cepat diserap oleh semua siswa. Pengetahuan akan gaya belajar anak memungkinkan para guru menemukan konsep yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

Berikut ini adalah ciri – ciri gaya belajar anak baik itu visual, kinestetik dan audiotori yang penting untuk diketahui guru :

Gaya Belajar Visual
Anak akan berusaha melihat muka gurunya yang sedang menyampaikan materi
Anak tidak suka untuk menjadi terdepan dalam berbicara dan anak cenderung tidak suka untuk mendengarkan penjelasan orang lain
Anak tidak cepat dalam memahami pembelajaran yang disampaikan seecara lisan
Anak dapat berdiam diri dan tetap konsentrasi manakala lingkungannya banyak keributan dan ramai
Ketika anak kesusahan dalam menyampaikan sesuatu maka anak akan menggunakan gerakan tubuh untuk membantu dalam penyampaian
Mementingkan penampilan
Anak akan mudah mengingat apa saja yang dibacanya dan anak suka dengan membaca
Gaya Belajar Auditori
Anak lebih suka denga pembelajaran metode diskusi dan anak akan mampu mengingat pelajaran yang disampaikan secara lisan
Anak auditori lebih senang banyak bicara dan fasih dalam menyampaikan sesuatu
Anak akan mudah mengingat lirik lagu ataupun sesuatu yang ia dengar dan dapat mengikutinya secara lengkap
Anak tidak pandai dalam membuat karangan maupun menulis
Anak bukan pembaca yang baik sehingga anak akan mengalami kesulitan untuk mengingat apa yang telah dibacanya dan anak biasanya akan mengeraskan bacaannya
Anak tidak suka melihat hal – hal baru disekitarnya seperti anak baru, papan pngumuman sekolah dan lain – lain
Anak suka berbicar sendiri
Anak sulit berkonsentrasi ketika berada ditempat yang bising dan penuh keributan
Gaya belajar kinestetik
Anak tidak akan bisa berdiam diri dan cenderung lebih menyukai gerak
Tangannya selalu aktif
Anak kinestetik akan memiliki koordinasi tubuh yang cukup baik
Anak kinestetik cenderung lebih sulit untuk memahami dan mempelajari yang sifatnya abstrak, misalnya mengenai symbol matematika, melihat peta, rumus kimia dan lain – lain
Anak lebih suka menyentuh dan memegang benda yang dijumpainya
Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika sedang membaca
Suka mengekspresikan dengan gerakan

Dengan mengetahui gaya belajar setiap anak maka guru akan bisa bersikap lebih luwes dan fleksibel. Pemilihan strategi yang baik dalam penyampaian materi akan menjadikan anak lebih mudah mengerti dan mengingat dengan baik apa yang disampaikan.

Pendidikan anak usia dini merupakan bentuk pendidikan yang fundamental dalam kehidupan seseorang anak dan pendidikan pada masa ini sangat menentukan keberlangsungan anak itu sendiri juga bagi suatu bangsa.

Tiga puluh tahun yang akan datang bangsa Indonesia akan sangat tergantung pada anak usia dini yang ada pada masa sekarang. Oleh karena itu, pendidikan karakter ini merupakan tahapan penting bagi perkembangan seorang anak, bahkan suatu hal yang fundamental bagi kesuksesan perkembangan pembentukan karakter selanjutnya.

Seorang guru tidak boleh mengabaikan kehadiran anak usia dini demi kepentingan di masa depan bagi generasi penerus. Seorang guru dituntut untuk memahami karakteristik anak di usia dini, arti pentingnya belajar bagi anak usia dini, tujuan belajar bagi anak usia dini, dan kegiatan belajar bagi anak usia dini. Pembentukan karakter anak usia dini bisa dilakukan melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan, kegiatan terprogram, dan keteladanan.

“Pembentukan karakter anak usia dini dapat mengikuti suatu pola tertentu, yaitu suatu perilaku yang teratur, disiplin, dan baku (sesuai standar) artinya berbagai jenis dan pola perilaku tersebut dapat di kembangkan melalui penjadwalan secara terus menerus hingga perilaku yang diharapkan melekat pada anak secara kuat dan menjadi bagian dari perilaku positif yang dimilikinya.

Penjadwalan yang terus menerus itu sering disebut sebagai kegiatan rutin. Kegiatan ini juga sering kali disebut kegiatan pembiasaan karena memang sasaran dari kegiatan ini adalah untuk membiasakan perilaku tertentu yang dianggap mendasar  dan penting bagi pola kehidupan anak saat ini maupun Ketika anak itu dewasa”.

Pembentukan karakter melalui kegiatan terprogram maksudnya adalah kegiatan yang menjadi agenda dan di rancang dalam silabus guru. Pembentukan karakter melalui kegiatan spontan dengan tujuan untuk lebih meningkatkan apresiasi anak terhadap nilai – nilai yang baik yang muncul berdasarkan kejadian yang nyata, dan muncul saat itu.

Pembentukan karakter melalui kegiatan keteladanan atau contoh – contoh dengan maksud untuk mengarahkan anak pada berbagai contoh pola perilaku yang dapat diterima di masyarakat, yaitu dengan cara menampilkan langsung di hadapan atau dalam kehidupan bersama anak.

Taman kanak – kanak sebagai salah satu Lembaga formal PAUD seperti terangkum dalam UUD RI Nomor 2o tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kini menjadi harapan baru dalam menumbuhkan kembangkan pentingya karakter sejak dini.

Pendidikan karakter yang mempunyai kaitannya dengan perkembangan moral anak, perkembangan moral anak ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma, dan etika yang berlaku. Perkembangan moral mempunyai aspek kecerdasan dan aspek implusif.

Kesimpulan

Pemerintah Indonesia memberikan hak kepada setiap warga Negara untuk mendapatkan pendidikan. Tujuan dengan adanya pemberian pendidikan yaitu untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang bisa berpikir kritis.

Salah satu cara agar tidak tertinggal dalam pendidikan yaitu dengan mendidik anak yang masih berusia belia agar dapat menanamkan perilaku maupun hal yang baik sejak dini. Selain  pembimbingan dan pengawasan pada anak orang tua juga penting untuk mengetahui dan mengenal karakter anak agar mengetahui cara yang efektif dalam mendidik anak.

Penting bagi oarng tua untuk melihat setiap kecenderungan sikap dan respon dalam menghadapi satu permasalahan. Tingkat kecerdasan anak berkembang sangat besar pada usia dini karena anak benar benar belajar dari nol. Pada saat anak masih kecil belum mengenal apapun dan yang menjadi peran paling penting dan yang paling awal yaitu peran orang tua atau cara mengasuh anak tersebut.

Macam macam pola asuh anak:

Pola asuh permisif
Pola asuh otoriter
Pola asuh atoriatif
Uniloved parenting

Dengan karakter anak yang berbeda beda gaya belajarnya pun pasti juga akan berbeda. Oleh karena itu diperlukan kemampuan dan kerja keras guru yang ekstra apabila menginginkan materi pembelajaran cepat diserap oleh semua siswa. Ciri – ciri gaya belajar anak yang penting untuk diketahui guru :

Gaya belajar visual
Gaya belajar auditori
Gaya belajar kinestik

 

Penulis : Tesa Nanda Fitra

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Tantangan Integrasi Nasional Dimensi Horizontal dan vertikal

17 Oktober 2023 - 08:26 WIB

sebutkan tantangan bangsa indonesia dalam membangun integrasi nasional

Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Nasional

17 Oktober 2023 - 08:00 WIB

Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Nasional

Sejarah integrasi Nasional Indonesia

17 Oktober 2023 - 07:45 WIB

Sejarah integrasi Nasional Indonesia

Integrasi Nasional : Makna, Pengertian, Macam-Macam Jenis, dan Pentinya Integrasi Nasional

17 Oktober 2023 - 07:33 WIB

faktor pembentuk integrasi nasional

Refleksi dan Argumentasi Pentingnya Identitas Nasional

17 Oktober 2023 - 07:07 WIB

Refleksi dan Argumentasi Pentingnya Identitas Nasional

Dinamika dan Tantangan Identitas Nasional

17 Oktober 2023 - 06:55 WIB

Dinamika dan Tantangan Identitas Nasional
Trending di Edukasi