finaninsia – Didalam hidup bersosial di masyarakat ini dimana kita sebagai manusia yang saling membutuhkan satu sama lain yang timbul timbal balik karena adanya interaksi entah itu dari individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok.
Dimana dalam hidup bersosial ini kita tidak akan terlepas dari adanya masalah-masalah sosial yang timbul. Begitupula masalah sosial ini akan juga berpengaruh pada system pendidikan anak.
Pendidikan sendiri mempunyai makna yaitu suatu upaya belajar menagajar yang bersangkutan tentang mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan seseorang yang dapat ia dapatkan dari sejak dini hingga tua nanti. Pada setiap pendidikan seseorang akan dibekali sebuah penanaman karakter pada seorang anak.
Hal tersebut bertujuan untuk penanaman moral dan pendisiplinan pada diri seorang anak agar dapat bertanggung jawab akan segala yang dilakukannya yang mewujudkan generasi lebih kokoh dan tangguh akan pendiriannya.
PENDAHULUAN
Masalah sosial adalah suatu penyimpangan keadaan dimana harapan masyarakat tidak sesuai dengan kenyataan pada situasi saat ini, masyarakat memandang bahwa masalah ini akan menimbulkan suatu kondisi yang tidak baik bagi masyarakat sekitar ataupun bagi diri individu.
Contoh masalah sosial yang sering kita jumpai di Indonesia adalah adanya kemiskinan dan pengangguran, munculnya kriminalitas dan penyimpangan sosial, adanya kesenjangan sosial dimasyarakat, dan lain sebagainya.
Adapun faktor yang memicu munculnya masalah sosial adalah ketidaksesuaiaan nilai dan norma yang ada, masuknya pengaruh-pengaruh buruk dari luar yang menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat, adanya perbedaan ragam masyarakat. Masalah tersebut sangat berpengaruh pada pendidikan karakter seorang anak apabila dari orang tua dan pengajar tidak bisa memberikan contoh dan support pada seorang anak atau peserta didik.
Dimana peran orang tua ini sangat penting bagi pertumbuhan seorang anak, jika orang tua tidak ketat dalam mengawasi aktivitas seorang anak, anak tersebut akan dapat menyimpang dari nilai atau norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Maka perlunya penanaman karakter pada anak dimulai sejak usia dini dengan cara mencontohkan hal hal baik pada anak dan selalu mendengarkan apapun yang diucapkan oleh anak tersebut dan kemudian perlunya memberi masukkan dari apa yang anak tersebut ucapkan.
Jika perilaku anak tersebut sudah mulai menyimpang sebagai orang tua atau pembimbing harus segera menasehati, jika dinasehati masih tidak bisa menyadarkan anak tersebut maka harus ditegur dan apabila ditegur juga tidak bisa memberhentikan perilaku yang kurang menyimpang dari anak tersebut barulah diberi hukuman agar jera dan tidak mengulanginya lagi.
Namun jika perilaku tersebut sudah keterlaluan menurut pandangan masyarakat maka harus lah ranah hukum yang berttindak. Contoh dari perilaku tersebut adalah kasus pembunuhan, kasus pelecehan seksual, dan lain sebagainnya. Akan tetapi itu tidak hanya berlaku untuk anak sekolah saja, tapi juga berlaku untuk semua golongan entah itu muda ataupun tua, kaya ataupun miskin, laki laki ataupun perempuan.
Sebagaimana kita bisa melihat dengan kancah sosial kita bahwa di Indonesia masih banyak masyarakat golongan menengah kebawah dan masyarakat golongan bawah, hal tersebut dapat dipicu bahwa masyarakat kita kekurangan pengetahuan untuk dapat beerkarya dan mencari lapangan pekerjaan. Hal itu akan memunculkan generasi penerus bangsa menjadi gelandangan, pengamen, dll apabila pemerintah acuh akan hal tersebut.
Masih banyak anak anak diluar sana yang menginginkan dan merasakan belajar disekolah akan tetapi disisi lain tidak ada uang untuk membayar biaya sekolah yang sudah ditentukan oleh pihak-pihak disetiap sekolahan, padahal kalau kita tahu anak anak tersebut masih berhak mengikuti kegiatan belajar mengajar yang mestinya dan disisi lain juga anak tersebut terkadang mempunyai tekat dan semangat yang luar biasa untuk bisa mengenyam pendidikan.
Masih bisa kita lihat bahwa upaya-upaya pemerintah kurang memperhatikan hal tersebut. pemerintah kadang hanya mementingkan urusan pribadinya dari pada memenringkan urusan rakyatnya.
Jika pemerintah mempunyai cita-cita dalam melahirkan generasi bangsa yang maju dalam pemikirannya, masalah tentang banyak anak yang belum bisa mengnyam pendidikan yang selayaknya itu kemungkinan tidak ada, meskipun itu tidak akan banyak. Bisa kita lihat sendiri, pemerintah di Indonesia masih banyak yang terjerat akan adanya kasus korupsi, yang mana uang tersebut seharusnya digunakan untuk menyejahterakan rakyat nya akan tetapi digunakan untuk kepentingan pribadinya sendiri.
Tak heran jika hukum di negara ini masih bisa dibeli dengan adanya uang. Seharusnya kebijakan pemerintah lebih tegas akan menangani kasus ini. Hal ini, akan menimbulkan adanya masalah lagi yaitu stratifikasi golongan.
Dimana terlihat secara jelas akan adanya golongan-golongan dimasyarakat. Contohnya orang yang mempunyai uang dengan semudah itu membeli hukum, akan tetapi jika orang yang tidak punya uang atau kurang mampu hukum itu akan bisa memberatkan dirinya dan terkadang hukuman pejabat yang korupsi dengan hukuman maling ayam tetangga masih lebih berat orang yang mencuri ayam tetangga.
Baca juga : PROBLEMATIKA KURIKULUM MASA PANDEMI COVID-19
Dan juga ada sebuah kasus yang mana kasus ini dapat merusak masa depan bibit-bibit bangsa. Ada dua anak yang terpidana karena mereka melakukan pembunuhan terhadap seseorang, padahal disamping itu tidak ada bukti yang kuat untuk meyakinkan bahwa dua anak tersebut bersalah, dan kemudian dilakukan penyelidikan ulang.
Alhasil kedua anak tersebut dinyatakan memang tidak bersalah dengan bukti yang kuat. Namun, hal tersebuit tidak berguna lagi, karena kedua anak tersebut sudah terlanjur disiksa dipenjara dan lebih parahnya lagi kedua anak tersebut sudah kehilangan masa depannya.
Bagaimana negara ini mau maju jika penegak hukum dan pejabatnya sewenang wenang dengan kedudukannya dan tidak ada ketegasan untuk melihat condong kebawah bahwa banyak generasi bangsa yang masih terlantar akan pendidikan dan pengetahuan.
Dimana pendidikan dan pengetahuan itu sangat penting untuk membangun karakter sebuah bangsa, menciptakan bangsa dengan attitude yang baik, dan menciptakan pemikiran bangsa yang luas.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, saya menggunakan tahap penelitian sesuai dengan ilmu sosiologi, yang mana ilmu sosiologi itu sangat menyangkut tentang maslah-masalah sosial yang ada dimasyarakat. Tahap-tahap penelitiannya yaitu mengidentifikasi masalah, meninjau literatur dan menetukan ruang lingkup penelitian, merumuskan hipotesis yang relevan dengan masalah yang diajukan, mengumpulkan dan menganalisis data, dan yang terakhir membuat kesimpulan pada masalah yang telah diteliti itu.
Dalam tahap-tahap tersebut saya mengambil data melalui penelusuran sumber-sumber data yang ada di google akan tetapi diambil data yang relevan dan nyata adanya.
Penelitian pertama, mengidentifikasi masalah yang mana masalah tersebut bermanfaat untuk diteliti dan dapat diulas dengan menggunakan metode ilmiah.
Yang kedua, ulasan tentang teori, temuan, dan bahan penelitian yang dapat diperoleh dari sebuah materi untuk dapat dijadikan landasan penelitian yang menyusun sebuah kerangka pemikiran yang sangat rinci dan rumusan masalah yang telah diteliti dan juga penentuan ruang lingkup dimana penelitian itu dilakukan dan dimana masalah tersebut diangkat sebagai bahan penelitian.
Yang ketiga, membuat dugaan semntara terhadap pertanyaan yang muncul ketika akan melakukan sebuah penelitian yang mana harus dilakukan observasi mengenai topic masalah dan kemudian membuat daftar permasalahan dari sebuah penlitian lalu memulai menulis hipotesis dan memastikan bahwa dugaan sementara tersebut dapat diuji kerelevannya.
Keempat, mengumpulkan semua dat-data yang diperoleh dan juga menganalisis sesuai dengan hipotesis yang ada dan disangkutkan dengan masalah yang diteliti tersebut. Yang terakhir, membuat kesimpulan mengenai sebuah penelitian pada masalah tersebut.
Hasil Dan Pembahasan
Permasalahan-permasalahan yang kita dapat lihat pada pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan, kurangnya kemampuan literasi pada anak, rendanya sarana dan prasarana yang kurang memadai, dan kurangnya kualitas pada seorang pengajar.
Dan adapula masalah yang menunjang anak tidak bisa mengikuti kegiatan belajar pada lembaga yang formal seperti SD, SMP, SMA, atau bahkan kejenjang yang lebih tinggi. Masalah tersebut antara lain tak lepas akan adanya hubungan sosial dimasyarakat yaitu kemiskinan, stratifikasi sosial, kriminalitas, permukiman yang kumuh, kenakalan remaja, dll.
Kemiskinan di Indonesia pada tahun 2022 terakhir diupdate pada bulan Maret sebesar 9,54 persen diambil dari data Badan Pusat Statistik (BPS). Jika kemiskinan semakin meningkat, akan berpengaruh pada pendidikan anak di Indonesia karena biaya pendidikan tidak gratis dan semua dapat menempuh pendidikan tersebut.
Pada laporan yang saya dapat melalui data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menunjukkan bahwa terdapat 75,303 anak yang mengalami putus sekolah data tersebut di update pada tahun 2021. Angka pada jumlah anak tertinggi yang mengalami putus sekolah terbesar pada anak Sekolah Dasar yang berjumlah 38.716 anak.
Padahal pada tahun tersebut jumalah anak SD yang putus sekolah mengalai penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 2020. Pada tahun 2020 terdapat data 44.516 anak yang telah putus sekolah.
Kemudian pada urutan kedua terdapat anak SMP yang mengalami putus sekolah sebesar 15.042 anak. Jumlah pada tahun 2021 lebih besar dari pad tahun sebelumnya yang mana anak SMP mengalami putus sekolah di angka 13.951.
Pada tingkatan anak SMA sebanyak 10.022 anak yang mengalami putus sekolah yang jumlah tersebut turun dari tahun sebelumnya. Turun 27,90 persen pada tahun 2020 terdapat 13.879 anak yang putus sekolah. Itu hanya soal masalah anak yang putus sekolah dan belum tercatat lagi anak yang belum bisa merasakan bangku sekolah dan mengenyam pendidikan di lembaga formal. Masih banyak anak terlantar akan pendidikannya.
Dan kemudian ditinjau dari masalah sosial lainnya yaitu stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial dengan pendidikan itu mempunyai hubungan yang sangat erat. Stratifikasi sosial sendiri mempunyai arti yaitu adanya golongan-golongan didalam kelompok masyarakat sesyai lapisan-lapisan yang ada.
Semakin pendidikan tersebut tinggi maka akan besar maslah yang timbul juga, karena naiknya status pendidikan atau semakin tinggi pendidikan yang ditempuh maka akan semakin disegani juga seseorang tersebut didalam pandangan masyarakat. Maka, didalam masyarakat tersebut, akan banyak seseorang yang berlomba lomba untuk mengejar pendidikan setinggi mungkin.
Akan tetapi, hal tersebut juga tidak lepas dari masalah yang pertama saya bahas yaitu mengenai kemiskinan dimasyarakat. Masyarakat yang kurang mampu dan tidak bisa melanjutkan pendidikan seperti sekitarnya akan menjadi minder dan kadang juga menjadi bahan pembicaraan masyarakat sekitar.
Kadang juga seseorang yang berpendidikan rendah akan dipandang rendah juga oleh masyarakat sekitar itu. Maka dari itu, pendidikan sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia sebagi makhluk sosial. Karena didalam stratifikasi sosial, pendidikan akan menjadi sebuah alat untuk dapat melakukan mobilitas sosial, yang dapat menjadi dasar penentu suatu golongang lapisan masyarakat dan juga menjadi perubah kelas seseorang.
Baca juga : 7 Tips Investasi Pemula Yang harus Anda Ketahui
Pada hubungan stratifikasi sosial dengan pendidikan akan menimbulkan tiga kriteria suatu nilai yang menjadi standar umum suatu stratifikasi sosial:
Yang pertama, kriteria ekonomi yang secara garis besar terdapat juga tiga lapisan didalam masyarakat yaitu upper class (kelas atas), middle class (kelas menengah), dan lower class (kelas bawah).
Yang kedua, kriteria sosial yang diambil dari pennggolongan suatu anggota masyarakat yang berdasarkan status sosial yang dimiliki dalam kehidupan sosial ini. Yang mana kriteria ini dinilai dari suatu ras, jenis kelamin, darah kebangsawan, dan kelahirannya.
Yang ketiga, kriteria politik yang merupakan suatu penggolongan masyarakat berdasarkan suatu tingkatan kekuasaan yang dimiliki nya. Akan tetapi seseorang seharusnya tidak boleh menggunakan kekuatan kuasanya hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan semena-mena akan tingkatan kekuasaannya.
Adapun dampak dari pendidikan mengenai stratifikasi sosial adalah akan munculnya suatu konflik antar kelas pada lapisan lapisan dimasyarakat, akan menciptakan sifat kesombongan pada suatu golongan kelas atas, dan akan menimbulkan ketidakadilan pada suatu pekerjaan yang mana lulusan pendidikan yang rendan akan dipandang dan diberlakukan seenaknya oleh seseorang yang pendidikannya lebih tinggi.
Disamping dampak negatif pada pendidikan mengenai stratifikasi sosial, ada juga dampak positif yang timbul karena maslah tersebut antara lain adalah munculnya rasa keinginan untuk bersaing dan mempunyai tekad untuk meraih prestasi dibidang pendidikan, meningkatkan suatu pemerataan pembangunan sehingga berkurangnya kesenjangan sosial yang teratasi, dan menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas sehingga dapat berfikir kritis dan maju, yang kemudian akan melahirkan suatu sosok generasi bangsa yang cerdas dalam mengatur perencanaan pembangunan nasional di Indonesia, agar tidak kalah saing dengan negara-negara maju atau bahkan negara negara yang mempunyai wilayah yang kecil namun penduduknya sangat berkualitas.
Selain itu, negara juga harus memperhatikan bagaimana nasib rakyatnya agar menciptakan negara yang maju dengan rakyat yang hidup dengan damai dan sejahtera.
Dan kemudian masalah selanjutnya yaitu adanya permukiman kumuh yang akan berdampak pada pendidikan. Di kota-kota besar dan padat penduduknya sering kali kita temui banyaknya permukiman yang berdempet-dempetan yang dikarenakan kurangnya lahan dan banyaknya penduduk yang berdatangan dari desa ke kota untuk mencari pekerjaan disana.
Dan menjadikan lahan diperkotaan besar seperti ibu kota (Jakarta) menjadi tidak sedap untuk dipandang mata telanjang, karena sudah menjadi lahan tersebut menjadi kumuh.
Masalah permukiman kumuh bagi kota-kota besar adalah kurangnya efektivitas penggunaan lahan secara berlebihan dan dimanfaatkan secara illegal oleh masyarakat yang terdapat didaerah tersebut. sedangkan jika permukiman kumuh kita jumpai dipedesaan, hal tersebut dikarenakan adanya faktor kemiskinan.
Pada masalah ini jika ditelusuri akan memunculkan dua faktor utama yang menjadikan masalah tersebut menjadi masalah yang serius untuk negara ini. Faktor-faktor utama tersebut adalah yang pertama, faktor manejemen kawasan, dan yang kedua, faktor penarik ekonomi. Masalah ini juga tidak akan lepas dari masalah yang pertama kita bahas yaitu tentang masalah kemiskinan.
Daerah yang sering digunakan untuk lahan permukiman biasanya menjadikan daerah itu kumuh dikarenakan lahan-lahan pemerintah pada pengelolaannya belum terdefinisi dengan jelas, misalnya pada daerah Bantaransungai yang menjadikan sebuah otoritas kewaenangan pusat, provinsi maupun daearh.
Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk kita mengetahui betapa permukiman itu sangat kumuh dan untuk mengetahui juga adanya tingkat pendidikan, pendapat masyarakat daerah, dan pekerjaan yang dapat mempengaruhi kondisi fisik lingkungan itu menjadi kumuh.
Pengambilan dari contoh dilskuksn dengan menggunakan teknik purposive sampling, dengan mengujikan hipotesa penelitian menggunakan uji regresi linier ganda. Kehidupan masyarakat pada daerah tersebut jika dilihat dari aspek sosial ekonomi pada tingkat pendapat dari mata pencahariannya tergolong sangat rendah.
Jenis-jenis dari pekerjaannya adalah di sector yang bersifat informal contohnya adalah seperti pedagang, buruh dan kebanyakan masyarakat tersebut hanya melakukan pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar.
Kondisi fisik bangunan yang terdapat pada daerah tersebut juga sangat rendah dimana terdapat rumah yang atapnya terbuat dari rumbia ataupun daun nipah dengan kamar yang ada dirumah tersebut hanya terdapat dua sampai dengan tiga bilik kamar yang sangat sempit dan latainya pun terbuat dari papan (rumah panggung).
Sampel ini saya ambil dari daerah Pulo Brayan Kota jika dilihat dari aspek kondisi fisik lingkungannya menurut saya sudah tidak layak dihuni yang dikarenakan lingkungan tersebut sudah sangat tercemar kebanyakan masyarakat disana mandi dan mencuci mengambil dari air sungai yang ada. Dan sungai menjadi tempat sebgaian besar responden tempat penampungan dan pembuangan tinja dari limbah rumah tangga.
Kebijakan pemerintah untuk merelokasi kawasan tersebut melalui sosialisasi tentang pentingnya peran masyarakat dalam rangka untuk menstabilkan usaha perbaikan kawasan perumahan dan permukiman yang kumuh menjadikan tempat untuk pengembangan sector informal dibidang perdagangan.
Maka dari itu, perlunya pendidikan untuk kaum muda dan kaum tua agar dapat menggunakan lahan dan lingkungan sekitar dengan menggunakan cara yang bijak, agar tidak menimbulkan banyaknya masalah-masalah sosial yang lita hadapi.
Pada tahun 1996 terdapat sebuah penelitian mengenai maslaah tersebut yang diambil dari permukiman kumuh disebuah kawasan jalur keretan di Indonesia yang memiliki sanitasi yang buruk terhadapat kondisi anak jalanan dikawasan tersebut dan anak tersebut mengalami gizi buruk yang mencapai angka 52 persen yang dapat menghambat perkembangan dan pertumbuhannya. Yang hal itu juga dapat disebabkan karena lingkungan yang kurang sehat dimana dikawasan tersebut mempunyai kualitas air yang buruk, udara sudah tercemar, dll.
Yang dapat kita temui sebagian besar orang tua yang mempunyai nilai pendidikan yang rendah dan mengakibatkan pengetahuan orang tua tersebut mengenai suatu gizi pada anaknya itu kurang dan sangatlah rendah.
Didalam buku dasar ilmu gizi pada tahun 2003 menjelaskan bahwa anak sekolah itu setidaknya memiliki gizi makro yang diantaranya adalah karbohidrat sebesar 45-65 persendari semua total energinya, memrlukan sebuah protein sebesar 10-25 persen dan perbandingan antara protein hewani dan nabati adalah 2:1, dan gizi makro yang seharusnya terpenuhi juga adalah anak yang masih menganyam pendidikan harus mengkonsumsi vitamin dan mineral.
Apabila asupan gizi yang seharusnya terpenuhi menjadi tidak terpenuhi akan menjadikan penghambat akan adanya prestasi yang diciptakan oleh anak tersebut. dan daya tangkap dan daya serap otak pada anak akan mengalami kesulitan menyerap pelajaran yang diberikan.
Pada data yang tercantum di sebuah data word food tahub 2013 menyatakan bahwa jajanan atau snack pada anak sekolah di Indonesia menduduki peringkat paling bawah, yang diambil dari jajanan tersebut mengandung gizi yang baik untuk anak sekolah.
Pada masalah permukiman kumuh menjadi dampak yang besar bagi anak remaja yaitu dimana anak tersebut dari kanak-kanak menganjak ke dewasa. Menurut dari Badrun Susatyo, remaja yang tinggal di permukiman kumuh akan mempunyai watak yang cenderung agresif mengapa dapat dibilang seperti itu?
Dikarenakan pikiran anak remaja sudah terkontaminasi oleh sinetron dimana anak remaja melakukan suatu hal yang cenderung pada kekerasan dimana aksi tersebut biasanya dilakukan dikawasan-kawasan kumuh. Hal tersebut dapat memicu intensitas yang sangat tinggi yang dapat mempengaruhi segala perilaku mereka yang sejalan dengan apa yang terdapat pada teori stimulating effect yang dapat menunjukkan akan adanya tayangan yang didalam nya itu mengandung unsur-unsur kekerasan dan dapat mempengaruhi seorang yang menontonnya menjadikan tersugesti dengan apa yang ditonton.
Masalah tersebut menjadikan pendidikan yang terdapat didaerah tersebut akan menjadi terganggu dan memunculkannya rasa ketidaknyamanan pada diri pengajar ataupun peserta didik. Kita sebagai pelajar jika ruangan kita kumuh dan bau akan terasa tidak nyaman dan konsentrasi kita akan menjadi terganggu, dan kemungkinan materi-materi yang dipelajari sama sekali tidak terserap oleh otak kita.
Dan dapat disimpulkan bahwa, perku adanya kebijakan dari pemerintah mengenai kawasan-kawasan kumuh yang berpengaruh pada lingkungan sekitar dan dapat membahayakan kondisi para anak-anak dan generasi-generasi bangsa, perlunya peran pemerintah untuk membangun permukiman yang kumuh tersebut menjadi lebih ramah serta memberikan sosialisasi pada msayrakat-masyarakat dikawasan tersebut mengenai aktivitas-aktivitas yang dapat menyebabkan lingkungan tersebut menjadikan kurang sehat, dan juga perlunya peran penting orang tua pada pertumbuhan dan perkembangan anak dimana anak tersebut jika pada masa pertumbuhannya itu sangat memerlukan gizi yang baik dan harus tercukupi untuk dapat menciptakan anak tersebut menjadi generasi emas untuk dirinya, orang tuanya, dan untuk bangsa juga.
Dan juga yang paling penting adanya upaya pemerintah menganai tentang lembaga sekolah dipermukiman kumuh itu dilakukan segala kebijakan untuk bagaimana caranya agarproses pembelajaran pada suatu sekolah dapat berjalan dengan baik dan memberikan kenyamanan bagi pengajar ataupun pelajar meskipun lembaga tersebut dibangun ditengah tengah permukiman yang kumuh atau dipinggir lingkungan yang kurang sehat.
Masalah yang kemudian dapat berdampak pada pendidikan di Indonesia yaitu tentang kenakalan remaja. Kenakalan remaja sendiri dapat diartikan sebagai sikap menyimpang pada remaja yang melanggar peraturan yang ada di masyarakat dan dapat meresahkan masyarakat sekitar akibat dari perbuatan tersebut. dimana masa remaja tersebut suatu proses seseorang mulai berada pada pencarian jati dirinya sendiri dan ingin mengenal lebih dalam tentang dirinya.
Masa remaja juga dapat kita sebut dengan masa pubertas , yang ingin mencoba hal-hal baru dalam hidupnya dan kemudian mulailah muncul berbagai macam gejolak dalam hidupnya antara lain gejolak emosi, mulai banyak timbul masalah-masalah yang timbul dalam dirinya entah itu masalah dalam keluarga ataupun dalam lingkungan sosialnya.
Dalam masalah kenalakalan remaja ini biasanya seseorang gagal dalam mengembangkan emosi atau amarah yang ada dalam jiwanya, kurang mampu untuk menahan diri dari mencoba hal-hal baruyang kemudian meimbulkan sikap atau perilaku yang tidak seharusnya dilakukannya.
Dan masalah ini muncul merupakan dampak dari wujud konflik yang tidak dapat terselesaikan pada saat masa kanak-kanak atau pada masa menginjak remajanya, kemudian menurut ahli sosiologi (Kartono) kenakalan remaja ini dapat disebut dengan gejala patologis sosial yang mana prilaku tersebut disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian sosial akibatnya, mereka mengembangkan perilaku tersebut kedalam perilaku menyimpang.
Ditinjau dari faktor penyebabnya ada 4 yaitu dari faktor pribadi, faktor keluarga yang merupakan lingkungan utama, faktor sekolah (pendidikan), dan dari faktor lingkungan sekitar. Bagaimana penanggulangan dari masalah ini seharusnya peran yang paling utama adalah orang tua harus memperhatikan segala aktivitas atau segala perilaku anaknya sehari-hari.
Kita hidup dizaman dimana adanya kemajuan teknologi, komunikasi yang kita dapatkan dari adanya globalisasi. Dimana kita dengan mudahnya mengakses segala hal hanya melalui handphone atau gadget. IPTEK berkembang begitu pesat yang menyebabkan banyaknya peserta didik yang mengarahkan segala sesuatu pada teknologi, yang mana seharusnya mereka tidak berada pada posisi tersebut dikarenakan dapat membahayakan moral mereka dan merusaknya.
Fakta yang sudah menunjukkan bahwa masalah kenakalan remaja di Indonesia khususnya pada pelajar semakin marak dan semakin bertambah jumlahnya, para remaja sudah tidak mengutamakan attitude nya lagi. Banyak terjadi kasus kejahatan dari kenakalan remaja yang mengalami kenaikan pada setiap periode dari tahun ke tahun.
Dari contoh kecilnya, bisa kita lihat banyak remaja yang sudah menirukan gaya ala kebarat-barat an tanpa memikirkan norma dan nilai yang berlaku di Indonesia melalui film, buku, majalah dewasa, atau dari tokoh yang mereka kagumi.
Hal tersebut masih menjadi masalah yang kecil akan tetapi, jika dibiarkan lama-kelamaan akan menggerus budaya kita sebagai bangsa Indonesia. Dan ada juga kenakalan remaja yang menjerumus pada kriminalitas, masalah tersebut biasanya terjadi dikota-kota besar.
Contohnya yaitu pemerkosaan, pembunuhan yang dikarenakan adanya problem dari si korban dan si tersangka, tawuran antar pelajar, penggunaan narkoba dikalangan para pelajar, minuman-minuman keras yang katanya dapat membantu menghilangkan masalah yang ada pada dirinya.
Jika masalah ini dibiarkan terus-menerus dan dari bebagai pihak entah itu dari pihak keluarga, sekolah, atau bahkan dari pihak pemerintah para moral yang harus nya membentuk suatu karakter dari pelajar yang ada malah adanya kehancuran moral dari para pelajar tersebut. kenakalan remaja dapat membahayakan kualitas para pelajar dimana anak-anak malas belajar, tidak fokos pada sekolah, sering bolos sekolah, dll.
Prediksi skala masalah ini pada tahun 2016 mencapai 859,97, pada tahun 2017 mengalami kenaikan mencapai 9523,97, kemudian pada tahun 2018 kasus ini mencapai 10549,70 kasus, pada tahun 2019 mencapai 11685,90 kasus, dan pada tahun 2020 kasus ini mencapai 12944,47 kasus. Pada setiap tahunnya akan mengalami kenaikan sebesar 10,7 persen.
Cara pencegahan atau cara menanggulangi adanya kenakalan remaja disekita kita khusus nya untuk para generasi bangsa yang harus betul-betul memperhatikan segala sikap dan perilaku dari bangsanya agar budaya kita tetap lestari dan tidak kalah dengan adanya budaya dari luar yang masuk kedalam negri yaitu perlunya kita memilih lingkungan yang baik
dan layak untuk kita tempati dan berdampak postitif bagi diri kita, yang kedua perluya kita memilih teman atau memilih pergaulan yang membawa kita kearah yang baik bukan menjerumuskan kita kepada masalah yang buruk yang dapat merugikan diri kita sendiri, yang ketiga, dari faktor yang paling penting berperan yaitu keluarga seharusnya orang tua lebih banyak meluangkan waktunya untuk menjalin komunikasi terhadap anaknyadan tidak capek-capeknya untuk terus menasehati anaknya dan selalu membimbing anaknya agar tidak salah jalan, dan sebagai orang tua harus memiliki sikap yang tegas terhadap perilaku anaknya agar dapat melahirkan bangsa yang sesuai kita cita-citakan.
Kesimpulan
Hubungan maslah sosial dengan pendidikan anak itu sangat lah erat, dan akan berdampak buruk bagi kualitas suatu pendidikan anak di Indonesia.
Masalah-masalah yang sudah saya bahas diatas adalah yang pertama kemiskinan, yang kedua stratifikasi sosial, ketiga permukiman kumuh, dan yang terakhir adalah kenakalan remaja.
Masalah tersbut sangat mudah mempengaruhi adanya pendidikan pada anak, segala sesuatu yang buruk mudah sekali untuk mengsugesti seseorang dibandingkan dengan sesuatu yang baik.
Masalah kemiskinan sangat berpengaruh dengan adanya jumlah pendidikan anak yang dapat merasakan bangku sekolah yang dikarenakan pada dasar nya sekolah tersebut sudah memiliki peraturan yang telah diatur oleh piahak tertentu.
Jika seseorang tidak dapat memenuhi aturan tersebut maka yang terjadi adalah seseorang tersebut tidak bisa mengayam pendidikan di sekolah. Yang kemudian munculah stratifikasi sosial dimana orang pada setiap daerah berlomba-lomba untuk meninggikan pendidikannya agar terpandang dimata orang lain, akan tetapi ada sesorang yang tidak bisa bersaing dalam meninggikan pendidikannya akan dianggap rendah dan disepelekan oleh orang lain.
Permukiman kumuh sangat berpengaruh juga terhadap kualitas pendidikan pada anak-anak yang mana permukiman kumuh tidak lepas dengan kemiskinan.
Ditempat yang kumuh proses pembelajaran tidak akan berjalan lancar dan stabil. Dan yang terakhir kita bahas adalah kenakalan remaja yang berdampak buruk pada suatu pendidikan jika anak tersebut mudaah terpengaruh dengan adanya hal-hal buruk.
Apalagi dizaman modern ini yang mana mulai adanya kemajuan ilmu teknologi dan komunikasi dengan mudahnya kita memperoleh situs-situs dari segaka web.
Tanpa kita sadari kadang diera globalisasi ini kita sudah merusak moral kita dan budaya kita dengan digantikan dengan adanya budaya budaya ala bangsa asing. Perlunya sebuah pendidikan karakter yang harus tertanam pada diri seseorang agar dapat dengan bijak mengfilter segala masukan dari luar.
Penulis: Novita Ria Anjani