Menu

Mode Gelap

Edukasi

PROSES BELAJAR DAN MENGAJAR DI SEKOLAH


 PROSES BELAJAR DAN MENGAJAR DI SEKOLAH. Perbesar

PROSES BELAJAR DAN MENGAJAR DI SEKOLAH.

finaninsia – Belajar-mengajar ialah sebuah kegiatan penting dalam penyampaian informasi serta pembentukan karakter siswa. Dalam proses belajar-mengajar perlu diketahui pengertiannya, tujuan, prinsip, pendekatan dan juga hubungan dalam keberlangsungan proses tersebut.

Hal inoi perlu dipahami agar proses belajar- mengajar dapat berjalan optimal serta efisian dalam mendidik siswa dan dalam belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode teknik analisis data yang dimana kami menggukakan pendekatan kualitatif yang diperlukan untuk menganalisis data- data yang kami peroleh. Data diperoleh dari sumber buku, atrikel, jurnal dan juga internet.

Dalam hal ini yang harus digaris bawahi ialah perlunya penyediaan suasana, prinsip, dan pendekatan yang dapat mengoptimalkan proses belajar-mengajar. Serta mengganti teori klasik dengan teori modern yang lebih memudahkan siswa dalam proses pengajaran.

Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita tidak asing dengan sitilah belajar dan mengajar. Dalam bidang pendidkan proses belajar mengajar tentunya tidak asal untuk diberlakukan tanpa suatu prinsip dan tujuan tujuan.

Adapun tujuan umum proses belajar dan mengajar diharapkan dapat mencetak siswa yang itelektual, berkompeten, berradap dan religious.

Juga dalam proses ini diharapkan siswa akan siap dalam menghadapi perkembangan zaman juga teknologi yang semakin pesat. Dengan belajar siswaa akan tau cara memilih langkah dalam pemecahan suatu masalah di masa kedepanya yang semakin kompleks juga rumit.

Disamping itu pula perlu dipahami bahwa dalam mengajar berbagai masalah prinsip, pendekatan, dan metode dasar yang jika dipahami akan membantu seorang pendidik untuk menyadari bahwa belajar-mengajr merupakan proses yang saling berkesinambungan.

Juga perlunya untuk menggati metode klasik dalam mengajar yang tidak fleksibel dan cenderung membelenggu dengan metode modern yang fleksibel juga memberikan siswa kebebasan dalam proses pembelajaran.

PEMBAHASAN

Dapat diketahui bahwa proses belajar mengajar sudah memiliki umur setua umur manusia bahkan mungkin sebelum manusia itu sendiri ada. Proses belajar dan mengajar ini telah dilaksanakan oleh manusia bahkan hewan pun juga mengalami proses ini.

Proses ini dilakukan dengan harapan dapat mempersiapkan generasi atau kawula muda untuk siap dalam menghadapi perkembangan keadaan dan zaman dan adar dapat beradaptasi dalam setiap keadaan. Walaupun proses belajar serta mengajar tersebut haya dalam konteks yang sederhana di kehidupan sehari hari.

Tentunya dari sesudah lahir dan sampai dewasa bahkan sampai liang lahad kita telah mengalami proses belajar. Hal ini juga disebutkan dalam sebuah riwayat yang berbunyi “menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim dan muslimah dari sejak dari ayunan sampai liang lahad”.

Menurut Burton (Susanto, 2013:3) “Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya”.

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar manusia mengalami berbagai tahapan baik informal, formal, dan non formal. Belajar menurut KBBI adalah memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Secara sederhana belajar adalah upaya manusia untuk

mengengetahui dan memahami sebuah ilmu pengetahuan. Banyak ahli yang mentafsikan “belajar” namun dalam hasil tafsiranya menemukan banyak sekali perbadaan antara satu sama lain.

Menurut Gagne, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu peroses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dalam pengetahuan umum belajar adalah proses penyesuaian diri melalui hubungan timbal balik dengan lingkungan, yang dalam hubungan timbal balik ini terdapat suatu proses belajar .

Belajar secara lebih luas adalah tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, sikap dan nilai, pengetahuan dan keterampilan dasar dari berbagai bidang studi, atau lebih umum penggunaan dan penghayatan berbagai aspek kehidupan dan pengalaman. Ini adalah proses perubahan terorganisir.

Dalam pelaksanaan kegiatan belarjar sebuah instansi pendidikan formal menyajikan sebuah pengetahuan agariswa dapat belajar dengan bisa menerapkan konsep pengetahuan yang mereka miliki untuk dikaitkan dengan keadaan perkembangan lingkungan dan juga kebudayaan.

Dari hal yang dijelaskan tadi sebuah proses belajar memiliki beberapa ciri-ciri untuk mengenalinya:

Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar (dalam arti behavioral change), baik aktual maupun potensial.

Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.Perubahan itu terjadi karena usaha

Dalam kosep pendidikan di sekolah kegiatan belajar hendaklah di barengi dengan kegiatan mengajar. Mengajar dapat diartikan suatu upaya yang dilakukan tenaga pendidikan untuk menciptakan suatu situasi yang dimana situasi tersebut dapat mendorong siswa untuk belajar. Mengajar dapat berupa memberikan tuntunan dan bimbingan untuk siswa dalam proses belajar.

Menurut William H. Burton: Mengajar adalah upaya memberikan rangsangan, arahan, bimbingan, dan dorongan kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini, Burton berkeyakinan bahwa materi pembelajaran hanyalah stimulus dan arah proses pembelajaran adalah tujuan pendidikan yang diketahui siswa.

Dalam pemikiran tradisisonalnya (klasik) sebuah kegiatan mengajar hanyalah sebuah proses untuk menyampaikan informasi kepada murid pada jam pelajaran, penegrtian tersebut dapat disederhanakan atau disamakan dengan memberitahu (telling) secara umum.

Pemikiran tradsisional ini dalam pelaksanaanya dapat diamati bahwa seotrang guru menjadi sumber informasi atau siswa membacakan materi dengan buku pelajaranya sehingga siswa lainya hanya mengikuti alur belajar dengan pasif. Dalam pengimplementasianya munkin kosep pemikiran ini yang digunakan dalm proses belajar dan mengajar pada guru tradisonal (klasik).

Namun dikarenakan evolusi dan perkembangan ilmu pengetahuan maka dengan berjalanya waktu maka lambat laun proses dalam kegiatan mengajar akan mengalami perubahan konsep, metode-metode mengajar dan perubahan pada kerangka teorinya.

Sekarang dengan kemajuan teknologi beserta iptek banyak sekali bermunculan konsep-konsep mengajar yang modern dengan begitu banyaknya yang menggantikan konsep-konsep tradisional (klasik).

Setelah para alhi dan ilmuan pendidikan dan sosiologi berhasil menemukan sebuah konsep-konsep modern, semakin lama konsep-konsep tradisional mulai ditinggalkan bahkan sudah tidak dapat diterima oleh para ahli.

Dikarenakan proses mengajar tradional yang hanya menggunakan konsep (telling) memberitahu atau menyampaikan informasi dirasa belum dengan kata lain tidak dapat memaksimalkan tugas beserta fungsi kegiatan mengajar yang sesungguhnya.

Menurut konsep modern belajar mengajar merupakan sebuah proses yang menyebabkan siswa belajar dan memperoleh informasi dan ilmu yang diharapkan, skill, kecakapan, serta ilmu-ilmu yang dibutuhkn dalam hidup di masyarakat.

Pelaksanaan mengajar juga dalm percerminan di bidang pendidikan juga memiliki tujuan, bukan hanya sebuah kegiata memberitahu, mengajari, dan 3 Abdul Azis Wahab, Metode Dan Model-Model Mengajar IPS. (Bandung: Alfabeta, 2017).  Namun mengajar juga mempunyai tujuan dibalik prosesnya. Tujuan mengajar adalah untuk membantu murid untuk menjawab dan menghadapiu tantangan perbuhansan sosial dan kemajuan beserta tantangang di lingkungannya dengan cara yang efektif.

Namun dalm mengajar juga meiliki suatu batasan. William Burton telah mengatakan suatu batasan mengajar, dia mengatakan bahwa “teaching is the stimulation, guidance, direction, and encouragement of learning”.

Terdapat 4 poin penting dalam argumen yang dilontarkan oleh Borton yaitu stimulasi, bimbingan, arahan, dan dorongan belajar. Dengan artian bahwa mengajar merupakan sebuah gabungan dari kegiatan-kegiatan yang secara terarah dan juga diawasi dengan mempertimbangkan efisiensi waktu yang digunakan (the economy of time) dan belajar yang efektif.

Dalam pelaksaan proses belajar disekoah agar mendapatkan hasi yang optimal dalam pelaksanaannya guru hendaklah tau mengenai sifat dan karakteristik setiap siswanya untuk dijadikan sebuah pertimbangan dalam kegiatan mengajar, seorang tenaga pendidikan harus mengetahuin prinsip mengajar prinsip-prinsip yang haru diketahui dan diterapkan.

Pertama ialah apersepsi. Apersepsi yaitu dengan memberikan kesan-kesan dan pengalaman kepada siswa. Secara sederhana seorang guru dalam kegiatan mengajar haruslah dimulai dari pengalaman-pengalaman serta kesan-kesan yang terintregrasi dan terkumpul dalam diri seorang siswa sebelum masuk ke sekolah.

Pengertian dan Jenis – Jenis Surplus beserta Contohnya

Dan harulah guru dapat menggabungkan pengalaman yang sudah diketahui siswa dengan sesuatu yang baru atau belum diketahui oleh siswa. Dengan begitu seorang siwa akan mudah untuk menerima informasi dan juga pengalamna baru.

Kedua yaitu pemberian materi ilmu pengetahuan dan keterampilan yang fleksibel, dengan kata lain dapat diguakan juga pada masa yang akan mendatang dan juga msa sekarang dan digunakan sebagai prioritas dalam proses mengajar.

Advertisements

Ketiga adalah seorang pengajar hatrus menyadari perbedaan di setiap individual siswanya. Setiap siswa memiliki karakter dan kondisi tersendiri satu dengan yang lainnya. Berbedaan tersebut dapat berupa kapasitas intelektual,

ekonomi, minat, kebutuhan, impian, motovasi dan masih banyak lagi. Factor-faktor tersebut juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga sorang guru perlu untuk memperkiraan perbedaan tersebut untuk mengetahui pengaruhnya terhadap proses mengajar.

Keempat yaitu kesiapan. Dalam prinsip ini sorang guru harus tau tingakat kesiapan siswa untuk menengerti situasi diman pelajar merasakan kebutuhan untuk bertindak atau mempelajari suatu hal.

Prinsip kelima adalah sebelum kegiatan belajar dilangsungkan hendaknya perlu disiapkan terlebih dulu tujuan-tujuan pengjaran. Hal ini diharapkan agar siswa paham dan mengetahui apa yang akan dipelajari dalam setiap mata pelajaran.

Prinsip keenam, prisnsip ini dalam penguunaanyan haruslah menggunakan prinsip yang bersifat psikologik yang sudah dikembangkan oleh ahli pendidikan4.

Dalam kegiatan mengajar juga diperlukan seoramg yang mampu memberikan dorongan dan motivasi untuk siswa agar belajar. Orang tersebuat adalah tenaga pendidik atau seorang guru. Dalam menjalankan peranya dalm mengajar sorang guru perlu untuk memperhatikan hubungannya dengan siswa.

Hal tersebut ditujukan untuk merangkul siswa agar lebih giat dalam belajar dan juga tentunya meningkatkan efisiensi dalam mengajar. Meningkatkan pembelajaran siswa dimulai dari siswa itu sendiri dan guru sebagai pendidik. Oleh karena itu, guru harus berperan aktif dalam memotivasi belajar siswa dan mencapai hasil belajar yang baik.

Guru dapat membaca situasi kelas dengan lebih baik. Dengan kata lain, kita perlu menyesuaikan metode pengajaran kita dengan suasana. Pendekatan yang lebih terfokus untuk mengenali kesulitan yang dihadapi oleh siswa5.
Dalam konsep mengajar seorang guru adalah orang yang berjasa dalam pengembangan potensi siswa. Guru mengajar,mendidik,dan membimbing seorng

4 Abdul Azis Wahab, Metode Dan Model-Model Mengajar IPS. (Bandung: Alfabeta, 2017), hal 8-10
5 Imam Suwardi Wibowo, Ririn Farnisa Hubungan ” Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran
Terhadap Prestasi Belajar Siswa” (Jurnal Gentala Pendidikan Dasar No.2 Desember2018) hal
202

siswa agar dapat beradap tasi di dalam masyrakat, mampu mengikuti perkembangaan zaman, dan serta mampu menciptakan lapangan kerja atau sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dalam kegitan belajar merupakan suatiu hubungan atau bentuk komunikasi dari guru dengan siswa. Harus disadari oleh guru adalah setiap hubungan dalam bentuk apapun akan selalu berdamapak pdada pembentukan suatu sifat-sifat kepribadian bagi siswa.

Dalam mengamati hubungan antara guru dan siswa terdapat dua pendekatan yang telah dikembangkan oleh ilmuwan pendidikan. Pendekaytan yang pertama adalah “sign system” yaitu suatu pendekatan yang berkerja dengan cara diaman kejadian yang sudah ditentukan sebelumnya yang akan menjadi objek penngamatan.

Contoh yang ada adalam beberapa kali guru melemparkanb pertanyanaan kepada siswa, berapa kali guru memeberikan reward dalam bentuk nilai atau dengan pujian kepad siswa, dan berapa kali guru dapat mengubah topic dalam diskusi yang dilakukan dengan siswa.

Jadi guru memberikan respon terhadap sumbanagn siswa dengan positif merupakan kategori guru yang baik daripada guru yang gagal memuji sumbangan siswa.

Pendekatan yang ke-2 adalah adalah “category system”. Pendekatan ini memebagi beberapa kategori dari berbagai perilaku di kelas dan bukanya menentukan beberapa terlebih dahulu.

Selanjutnya adalah tingkat-tingkat mengajar belajar, terdapat tiga tingkatan didalamnya yaitu autonomus, mengingat dan pemahaman.

Peratma tingkat autonomus tingkatan dalam mengajar ini disandarkan kepada filsafat pendidikan yang ddidalamnya meyakini bahwa secara menyeluruh manusia pada dasarnya memiliki sifat aktif.

Dalam pandangan ini bertolak belakang dengtan pandangan McGregor yang menurut pandanganya manusia itu malas. Dalam filfasat pendidikan dikatakan manusia itu aktif karena manusia mampu membangkitkan gagasan dan ide-ide dari dalam dirinya sendiri.

Pendidikan tidak selalu titentukan oleh media dari luar tetapi pada perspektif lain pendidikan harus “Hubungan guru dengan peserta didik”(https://www.kompasiana.com/sofiwida/5e987940d541df36c3210ea2/hubungan-guru- dengan-peserta-didik) Diakses tanggal 23 oktober 2022, 04:50

mampu berorientasi pada siswa “child-centered”. Guru harus mampu meciptakan lingkungan belajar yang cocok, mampu meningkatkan kemampuan intitutif siswa dari dirinya sendiri dan menunjang sehingga siswa dapat menunjukkan tiga kesadaran dasar sebangai manusia.

Tiga kesadaran manusia tersebut yaitu: (1) agem memilih, (2) agen bebas, dan (3) agen yang bertanggung jawab dimana seorang guru haruslah dapat membangun kesadaran siswa, kebebasan siswa, dan tanggung jawab namun dalanm pelaksanaanya tidak mengorbankan kebebasan pribadi siswa. Sistem mengajar seperti ini sepenuhnya terfokus pada siswa.

Dalam sistem bentuk mengajar ini seorang guru harus sedikit dominan ke sifat negative. Sifat negative disini merupakan gutru harus lebih bersifat kepemimpinan, pengarahan , memberi beban atau resep terhadap pola pemikiran siswa.

Seperti pendidikan Indonesia melalui konsep yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara yang mengenalkan hal tersebut melalui yang disebutkanya yaitu “Tut Wuri Handayani”

Yang kedua yaitu tingkat mengingat, yang dimaksudkan dalam tingkatan ini adalah mengahadapi informasi atau masalah yang sesungguhnya. Jika kita mengamati sistem pendidikan di Negara kita dapat diketahui bahwa kebanyakan pada umumnya masih menekankan pada mengingat atau menghafal atau dapat disebut pula dengan rote-memory atau rote-learning.

Jiak seorang guru memberikan suatu fakta dan materi-materi factual dan siswa hanya mengingat tanpa memahami konsep konsep dan informasi mendalam tentang fakta tersebut, hal ini sering disebut verbalisme.

Bentuk belajar yang ada seperti ini sepertinya disandarkan pada teori mental disiplin yang menekankan pentingnya latiahan dalam pengembangan kemampuan mental atau disandarkan pada teori belajar conditioning.Menurut para ahli psikologi kognitif memberikan penjelasan yang berbeda atas gejala ini.

Menurut mereka apabila sesuatu dipelajari maka akan memperoleh wawasan/pengetahuan tetapi wawasan yang meliputi ingatan dan belajar tidak mempunyai hiubugan yang berarti dengan yang dipelajari.

Mengingat dan ingatan adalah hal yang penting dalam proses belajar-mengajar. Maka untuk mengingat kembali informasi atau fakta dengan baik maka data yang dipelajari harus dipahami dengan baik dan lebih efertih jika memberlakukan belajar yang meaningful learning.

Yang ketiga adalah tingakatan pemahaman. Mengerti atau memahami sebagi kemampuan melihat hubungan kelompok pertam tentang arti “mengerti” menekankan pada pemahaman arti sesuatu jika hal tersebut tidak berhubungan dengan konteks tertentu.

Yang berarti melihat fakta-fakta yang ada dalam hubunganya dengan prinsip-prinsip umum. Jadi dapat dikatakan bhwa:

1. Melihat fakta secara tersendiri dalam hubunganya dengan prinsip umum merupakan inti dari memahami.

2. Memahami penggunaan sebuah fakta. Kelompok tentang mengerti/ memahami yang selanjutnya memfokuskan kegunaan papa penggunaan pengetahuan untuk beberapa tujuan contoh missal seorang siswa mengetahui kegunaan sesuatu maka siswa tersebut akan memahaminya, walaupun dalam pelksanaan nya hasrus dipahami bahwa setiap pengertian setiap orang itu selalu bersiaft relative atau tidak sam satu dengan yang lainya dan memiliki perspektif yang bermacam-macam pula.

3. Mengerti sebagai kata benda. Kata yang mengacu pada tindakan dan perilaku mengerti. Melalui proses penelitianuntyuk melihat bagaimana hubungan-hubungan tertentu dapat digunakan. Akan ditemukan hubungan antara sesuatu yang sudah dilakukan dengan akibat yang ditimbulkan dari melakukannya.

Kesimpulan

Dari pemaparan tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan belajar dan mengajar bukanlah merupakan kegiatan yang tidak memiliki tujuan oleh karenanya diperlukan dalam pelaksaananya harus mengimplementasikan prinsip-prinsip tertentu terutama gara kegiatan belajar dan mengajhar dapat mencapai tujuan serta hasil yang optimal.

Selanjutnya dalah agar tujuan mengajar dapat tercapai secara optimal dan sebaik-baiknya maka perilaku pendekatan tradisional harus sedikit demi sedikit mulai dirubah dan ditinggalkan dan mengganti halun dengan menerapkan prisnsip-prinsip dan pendekatan-pendekatan yang modern.

Pengajran memiliki makna yaitu memberikan ruang dan kemungkinan untuk seorang siswa dapat berkembang, serta belajar lebih lanjut untuk bisa memperoleh bekal yang dapat digunakan sebagai haluan dalam bermasyarakat dan memecahkan masalah . kiranya itu merupakan tujuan utama dari belajar dan mengajar.

Jasa Maklon : Pengertian, Biaya, Ciri- ciri, Cara Kerja dan Keuntungannya

Penulis: Abd. Muqit

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Menggali Sumber Politis Pendidikan Kewarganegaraan

29 September 2023 - 16:20

Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan dalam Kurikulum di Indonesia 

Pengertian, Tujuan, Konsep  dan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 

29 September 2023 - 05:04

Perbedaan Visi dan Misi

17 April 2023 - 01:26

Perbedaan Visi dan Misi

Fungsi Visi Misi Orgasasi atau Lembaga

17 April 2023 - 01:16

Fungsi Visi Misi Orgasasi atau Lembaga

Pengertian Visi dan Misi dan Contoh Visi dan Misi

17 April 2023 - 00:58

Pengertian Visi dan Misi dan Contoh Visi Misi

Epilog adalah : Jenis-Jenis dan Fungsinya

12 April 2023 - 01:25

Epilog adalah : Jenis-Jenis dan Fungsinya
Trending di Edukasi